Telah hadir satu lagi varian hemat dari Redmi Note 8 Series yang punya bodi sedikit lebih mungil tapi dibekali baterai yang lebih besar kapasitasnya yaitu 5000 mAh. Baterai ini juga menjadi salah satu kelebihan yang saya suka dari Redmi 8.
Saya sudah mencoba smartphone ini kurang lebih 1 mingguan. Apakah cuma baterai saja yang hebat dari smartphone ini? Atau ada fitur-fitur keren lainnya yang membuat Redmi 8 ini cukup pantas untuk dibeli di harga Rp 1-2 juta?
Nah daripada semakin penasaran, pada kesempatan kali ini teknosentrik akan berikan review lengkap untuk kalian. Yuk kita mulai.
Kelebihan dan kekurangan Redmi 8
1. Desain bodi
Kesan pertama mencoba Redmi 8 ini bodinya lumayan tebal, tapi kalau dipegang dengan 1 tangan masih cukup nyaman. Ya mungkin ukuran layarnya tidak terlalu besar juga yaitu di ukuran 6.22″ yang menurut saya ukuran segini itu sudah cukup ideal untuk sebuah smartphone dengan rasio layar full screen seperti rata-rata smartphone Xiaomi jaman sekarang.
Redmi 8 ini masih memakai gaya desain kamera Redmi Note 8 Series di mana kameranya itu mengumpul di tengah, disusun vertikal dan disejajarkan dengan sensor sidik jari. Untuk permukaan bodi belakangnya juga sama-sama glossy.

Pilihan warnanya sekarang juga semakin menarik dan Redmi 8 yang saya pakai warnanya Saphire Blue kalau kena pantulan cahaya itu akan sangat memantul sekali. Hanya saja saya agak kurang suka saja dengan tipe permukaan bodi glossy seperti ini karena kekurangannya yang pertama sangat rentan tergores dan yang kedua adalah mudah sekali meninggalkan bekas sidik jari kalau dipegang lama-lama.
Jadi sudah paling aman kalau dipakaikan jelly case saja. Nah Redmi 8 ini juga sudah dibekali jelly case bawaan yang bahannya menurut saya sudah cukup oke dan ada penutup port USB juga.
Oh ya bicara soal port USB, Redmi 8 ini juga sudah pakai port USB Type-C yang lebih modern lebih fleksibel serta membuka peluang untuk fitur fast charging-nya.
2. Kualitas layar
Layar 6.22″ di Redmi 8 ini menurut saya sudah paling pas untuk menikmati konten-konten multimedia, seperti menonton video streaming film, scroll-scroll timelines, dan juga Instagram Stories, bahkan dipakai bermain game juga masih sangat nyaman.
Panel IPS LCD-nya juga punya tipikal warna yang cukup tajam dan juga jernih meskipun ada saja sih yang masih suka nyinyir kalau resolusi HD+ di Redmi 8 ini terasa kurang greget.
Responsivitas layar Redmi 8 ini patut saya acungi jempol karena dipakai untuk swipe kanan-kiri, atas-bawah, semua layar terasa sangat smooth, dan permukaan layarnya juga kesat. Inilah yang jadi kelebihan layar Redmi 8 ini.

Layar Redmi 8 ini juga dilapisi dengan lapisan Oleophobic Coating dan sudah dilindungi oleh kaca kuat Corning Gorilla Glass terbaru yaitu generasi ke-5. Saya belum pernah melakukan tes banding smartphone ini, tapi pengalaman pakai kurang lebih 1 minggu belakangan ini, saya sering sekali menyimpan Redmi 8 ini di saku celana bersama-sama kunci motor dan juga uang logam dan ternyata layar Redmi 8 ini masih baik-baik saja.
3. OS dan fitur-fitur UI
Dari awal membuka kotak, Redmi 8 ini ternyata masih belum pre-install MIUI versi terbaru, yaitu MIUI 11 berarti Redmi 8 ini masih menjalankan MIUI versi ke-10.
Ya semakin ke sini MIUI semakin terasa ringan lalu transisi antar-menu juga semakin smooth, dan ada beberapa fitur yang tidak harus install aplikasi pihak ke-3 lagi, contohnya seperti fitur untuk cloning aplikasi, fitur gonta-ganti tema sampai fitur untuk gonta-ganti user atau multi-user account.

Termasuk juga ada Dark Mode di MIUI 10 ini di mana bisa mengubah tampilan beberapa aplikasi menjadi lebih gelap dan lebih nyaman dilihat dengan mata. Bagi yang remote control di rumahnya sering hilang dan giliran tidak dicari malah ketemu Redmi 8 ini punya fitur yang kamu cari-cari sekali ya, karena Redmi 8 ini punya IR Blaster. Fitur tersebut bisa mengubah hp jadi remote untuk perangkat elektronik di rumah kamu.
Bisa jadi remote AC, remote TV, remote DVD Player dan beberapa perangkat elektronik lainnya. Jadi cukup buka Mi Remote, sinkronisasikan dengan perangkat elektronik dan Redmi 8 ini sudah siap dijadikan remote perangkat elektronik di rumah kamu.
Dari sekian banyak fitur yang bisa dikulik MIUI ini tetaplah MIUI, masih dengan bloatware aplikasi bawaan yang sebagian besar tidak akan kamu pakai dan cuma menghabiskan storage. Kemudian ada juga selipan iklan di tampilan antar-muka yang masih sering sekali muncul. Bagi saya ini adalah salah satu kekurangan Redmi 8 yang seharusnya dihilangkan.
4. Spesifikasi dan performa untuk main game
Bicara soal performa, Redmi 8 ini diotaki dengan SoC Qualcomm Snapdragon yang mungkin bakal di-nyinyirin oleh Netizen, tepatnya Qualcomm Snapdragon 439.
Kalau dibandingkan dengan Redmi 7 pendahulunya yang pakai SoC Snapdragon 632, jelas ada penurunan performa di sini di mana Snapdragon 632 itu basisnya Cryo 8-Core di mana ada pembagian tugasnya 4-Core untuk performa maksimal, 4-Core sisanya untuk low power.
Nah yang perlu digaris bawahi, Snapdragon 439 ini bukanlah SoC model lama, karena Snapdragon 439 ini rilisnya bersamaan dengan Snapdragon 632, yaitu tahun 2018.
Mungkin target pasarnya berbeda. Snapdragon 439 ini juga punya fabrikasi 12 nm. Chipset lebih kecil dan yang pasti lebih hemat daya. Untuk menjalankan beberapa aplikasi yang biasa dibuka sehari-hari seperti sosial media, chatting, aplikasi ojek online, photo editor, browser Snapdragon 439 ini performanya masih bisa diandalkan.
Didukung dengan RAM 4GB, untuk multitasking sih tidak ada masalah, performanya cukup smooth dan lancar. Untuk transisi dan pindah-pindah antar aplikasi juga masih sangat oke. Ya meski sesekali ada freeze sedikit kalau membuka aplikasi yang lumayan berat.
Sayangnya saya kurang suka dengan manajemen memory di MIUI 10 ini untuk menjalani aplikasi Benchmark yang cenderung berat. Contohnya ini, saat saya buka aplikasi PC Mark saya ingin melakukan benchmark battery life dari Redmi 8 ini, jadi aplikasi itu akan simultan, jalan terus menerus sampai baterai-nya benar-benar habis.
Tapi oleh MIUI 10 di Redmi 8 ini, seperti di-stop dari background jadi prosesnya belum selesai, tapi sudah di-stop begitu saja padahal sebelumnya saya sudah mengunci aplikasinya dari recent apps dan pokoknya saya buat aplikasi itu tetap stay di background tapi ya sudah percobaan sampai 3-4 kali masih nihil juga, tidak ada perubahan, jadi aplikasi Benchmark tersebut lagi-lagi ditendang dari background.
Berdasarkan pengalaman, cuma aplikasi Benchmark itu saja yang bermasalah, sementara untuk play musik dari background, seperti dari aplikasi Spotify, atau JOOX sebenarnya tidak ada masalah dengan manajemen memory di Redmi 8 ini masih lancar, masih aman dan aplikasinya juga tidak di-kill dari background.
Performa Snapdragon 439 ini menurut saya mulai kewalahan saat dipakai untuk bermain game. Contohnya saat saya bermain COD Mobile. Saat game-nya dibuka, kemudian loading dan sampai game-nya mulai bisa dimainkan, proses loading-nya lama sekali.

Setting grafis-nya juga cuma dapat rata tengah atau Medium tapi saya sarankan memakai grafis yang di bawahnya saja atau lebih low supaya bermain game-nya bisa lebih stabil dan lebih nyaman. Frame drop-nya jelas masih terasa pada beberapa scene di dalam game terutama saat menembaki musuh ramai-ramai atau saat muncul efek visual dari tembakan-tembakan di dalam game tersebut.
Lanjut bermain game Asphalt 9 Legend. Nah di sini sepertinya tidak ada yang perlu dikeluhkan, karena Gameloft menyesuaikan setting grafis game ini sesuai dengan smartphone-nya kalau memang performanya kentang, kualitas grafisnya akan di-downgrade seperti di Redmi 8 ini.
So far game-nya berjalan lancar. Ya meskipun di tengah-tengah akan merasa ada sedikit frame drop dan efek-efek partikel yang indah saat dimainkan di hape flagship tidak akan kamu lihat di smartphone ini.
Untuk sebuah smartphone di bawah Rp 2 juta yang sudah dikasih RAM 4GB dan Storage 64GB hal-hal seperti ini sebenarnya tidak perlu dikeluhkan sekali.
5. Kualitas kamera, hasil foto dan video
Membahas desain sudah, software sudah, performa juga sudah lanjut ke kamera. Redmi 8 ini masih setia dengan dual-camera di tengah trend triple-camera yang sudah mulai populer di Xiaomi harga 2 jutaan.
Untuk kamera utamanya, Redmi 8 ini punya resolusi 12MP yang punya bukaan lensa cukup lebar, yaitu f/1.8 serta ditemani dengan Depth Sensor 2MP.
Untuk hasil fotonya sih menurut saya warnanya sudah cukup oke, cenderung natural kemudian detail-nya juga dapat, saturasinya juga oke.

Kamera belakangnya ini juga dibekali dengan fitur AI khas MIUI Camera ya jadi, AI ini akan mengenali beberapa obyek misalkan foto langit, makanan, bunga, orang dan akan menyesuaikan warna sesuai obyek tersebut. Saturasinya juga sedikit dinaikkan supaya warnanya lebih dramatis lagi.
Selama untuk di-share di media sosial dan tidak perlu di-zoom hasil foto di siang hari dari kamera Redmi 8 ini sudah top markotop sekali! Sementara untuk kamera depan atau kamera selfie-nya Redmi 8 ini punya resolusi di 8MP.
Hasil fotonya di siang hari kurang lebih sama seperti kamera belakang, sudah cukup oke, warnanya juga natural pokoknya saturasinya pas.
Mungkin kekurangan dari kamera depan Redmi 8 ini adalah ketika dipakai untuk foto selfie di tempat yang cukup terik. Fotonya akan menjadi terlalu terang dan detailnya terkadang malah berantakan.
Nah kalau ditanya apa yang kurang dari kamera Redmi 8 ini mungkin saat dipakai untuk foto-foto di malam hari atau kondisi lowlight. Ya ternyata bukaan lensa kamera yang lebar itu tidak banyak membantu selama sensor kamera smartphone tersebut kecil, software kamera di sini juga kurang optimal.
Pada kondisi yang gelap, kamera Redmi 8 ini terkesan memaksa pakai ISO yang super duper tinggi supaya hasil fotonya lebih terang, tapi yang ada malah warnanya menjadi tidak natural. Detailnya mulai berantakan, dan noise-nya juga mulai muncul di sana sini.
Kamera video dari Redmi 8 ini bisa merekam video maksimal Full HD di 30fps. Warnanya sudah cukup oke, HDR juga sudah mantap. Mungkin yang kurang itu adalah tidak stabil karena memang Redmi 8 ini tidak dibekali stabilizer apapun baik itu EIS apalagi OIS.
Jadi akan terasa sedikit efek gempa bumi alias goyang apalagi cuma memegang dengan tangan saja. Untuk fokusnya bagaimana? Fokusnya cukup cepat. Untuk fokus ke wajah juga sudah cukup oke.
Lalu bagaimana dengan kualias microphone-nya? Cukup bagus juga menurut saya.
Background belakang warnanya juga sudah cukup mantap. HDR-nya mantap. Tingkat kestabilannya oke meskipun saya cuma pakai tangan saja untuk memegang smartphone ini.
Mungkin yang agak kurang itu adalah angle-nya terutama di atas-bawah ini terasa sempit sekali padahal tangan saya sudah cukup maju. Mungkin kalau agak sedikit wide begitu, sepertinya akan lebih enak karena kalau tangan harus terlalu maju itu pegal juga memegang smartphone-nya saat merekam video.
Lalu bagaimana dengan kualitas ketika dipakai di kondisi backlight? Tidak terlalu jelek lah ya untuk ukuran kamera video smartphone yang harganya cuma di bawah Rp 2 juta. Performa dan kamera yang capek dalam satu paket memang sulit untuk dijadikan nilai jual utama smartphone dengan budget mepet.
6. Daya tahan baterai
Redmi 8 ini punya sesuatu yang “wow” untuk dipamerkan dan juga untuk dinikmati, yaitu baterai-nya. Ya baterai smartphone ini, kapasitasnya 5000 mAh. Benar, 5000 mAh!
Sebenarnya secara kapasitas, baterai 5000 mAh itu bukan sesuatu yang baru untuk smartphone budget, karena sudah ada beberapa smartphone yang punya kapasitas baterai sebesar ini juga. Tapi yang perlu di-highlights di sini tentu saja adalah daya tahan baterai-nya.
Kira-kira Redmi 8 dengan kapasitas baterai 5000 mAh itu bisa tahan berapa jam atau berapa hari?
Seharusnya sih tidak banyak beban daya ya bagi baterai 5000 mAh di Redmi 8 ini, karena yang pertama, resolusi layarnya cuma HD+ itu lebih hemat dibandingkan Full HD+.
Kemudian dari segi SoC, Redmi 8 juga memakai Snapdragon 439 semua 8-Corenya itu low power dan memang tidak didesain untuk bekerja kencang juga. Lalu arsitektur SoC-nya yang 12nm, lebih kecil, lebih mungil dan tidak lebih boros daya. Serta optimasi daya dari MIUI 10 di Redmi 8 yang siap nge-kill aplikasi-aplikasi nakal kalau terlalu boros menghabiskan daya baterai.
Dengan kapasitas baterai 5000 mAh ini, saya bisa pakai Redmi 8 sampai 2 harian, dengan catatan tidak banyak aktivitas berat yang saya jalankan misalkan hanya untuk chatting, membuka media sosial, streaming YouTube atau Netflix ketika sedang gabut, dan ya untuk menjalani aplikasi-aplikasi yang ringan.
Tapi kalau sudah dipakai untuk bermain game main game online yang intens, battery life dari Redmi 8 ini kurang lebih bisa tahan 1 harian lah.
Selama pengujian, saya sempat bermain game COD Mobile dengan total durasi sampai 3 jam, serta beberapa game lainnya rata-rata durasinya itu 1 jam, dan baterai 5000 mAh ini bisa punya screen on time di angka 9 jam.
Oh ya, sebagai informasi, saat pengujian saya memakai single SIM 4G yang terkadang konek WiFi juga kemudian tingkat kecerahan layarnya saya set di angka 50%. Beda konfigurasi tentu saja bisa berbeda hasil screen on time-nya.
Butuh waktu berapa lama proses charging baterai 5000 mAh di Redmi 8 ini?
Redmi 8 ini adalah punya charger bawaan yang output-nya itu 10W. Dari prosentase 10% sampai 50%, atau terisi setengahnya dibutuhkan waktu sekitar 57 menit.
Sementara dari 10% sampai benar-benar full di 100% total durasi charging-nya sekitar 2 jam 57 menit. Ya meski charger bawaannya cuma mentok di 10W Redmi 8 ini katanya support fitur fast charging Quick Charge 3.0, 18W.
Saya kemudian pakai charger lain yang support QC 3.0, yang support 18W dan kemudian saya coba, saya coba isi dari 10% sampai 50% waktu yang dibutuhkan sekitar 59 menit, kemudian saat pengisian ulang sampai 2 jam, baterai-nya itu terisi 90%.
Sedangkan untuk benar-benar penuh 100%, total durasi charging sekitar 2 jam 52 menit. Kok hasilnya mirip-mirip dengan charger bawaan 10W?
Saya tidak tahu ini apakah fitur fast charging-nya belum diaktifkan lewat aplikasi software atau bagaimana saya tidak tahu, tapi yang jelas seperti tidak ada bedanya dipakai untuk charger bawaan 10W dengan dipakai charger yang support Quick Charge 3.0.
Meskipun ada beda dikit di hitungan menit tapi ini mirip-mirip, harusnya fast charging lebih cepat meskipun tidak sampai 100% benar-benar cepat, misalkan dari 10% sampai 80% itu kencangnya kelihatan lah pokoknya sedangkan di sini saya tidak menemukan hal tersebut.
KESIMPULAN
Jadi kesimpulannya Redmi 8 ini lebih cocok untuk siapa saja?
Melihat daya tahan baterai-nya yang bisa digeber seharian tanpa harus ketemu colokan, kemudian layarnya yang masih enak dilihat di bawah terik matahari, performanya juga yang masih cukup enak, dan bisa diandalkan untuk multitasking dan buka-tutup aplikasi dengan lancar, dan harganya yang tidak sampai menguras kantong sepertinya smartphone ini lebih cocok untuk kalian yang seharian aktif di luar ruangan dan jauh dari colokan.
Misal bagi mereka driver ojek online atau para pekerja di lapangan yang memang jauh dari colokan, atau mungkin kalian para travellers yang lebih sering di luar, di outdoor, dan jauh dari colokan malas membawa powebank.
Tak lupa, hape ini juga punya kamera yang masih cukup oke untuk foto-foto di siang hari. Tapi kalau kamu mencari smartphone dengan performa yang lebih oke yang lebih mantap untuk bermain game serta mencari yang kameranya lebih cakep untuk foto-foto di berbagai kondisi, entah itu di siang hari atau di malam hari sepertinya kamu harus kurang-kurangi jajan deh dan menabung lagi untuk membeli Redmi Note 8 Series.
Bisa itu Redmi Note 8 atau Redmi Note 8 Pro sekalian yang memang punya performa gaming lebih mantap. Ya, mencari kesempurnaan di smartphone itu memang hal yang mustahil, karena smartphone itu sendiri buatan manusia, dan manusia itu tempat yang salah, jadi carilah smartphone yang sesuai selera, kebutuhan dan yang pasti budget kamu.
Sampai di sini dulu review kelebihan dan kekurangan Redmi 8. Semoga bermanfaat ya!